Mengenal Desa Sasak Sade Lombok

Post a Comment
Daftar Isi [Tampil]
Mengenal desa sasak sade lombok
Desa Sasak Sade Lombok merupakan desa adat yang terletak di Lombok Tengah. Adat Lombok asli yang masih dilestarikan turun temurun. Meski pengaruh teknologi dan pengetahuan semakin kuat, mereka masih kokoh memegang teguh kehidupan adat Sasak.

Sasak merupakan salah satu nama suku yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat(NTB) terutama yang mendiami di pulau Lombok. Budaya Sasak yang kental masih digunakan oleh masyarakat Lombok Tengah. Jika kamu pernah mendengar ada anak gadis harus dinikahkan karena pulang lebih dari jam 12 malam, itu memang masih ada di sebagian orang Sasak Lombok. Hal ini juga berlaku untuk di desa Sasak Sade

4 Hal Tentang Desa Sasak Sade Lombok


Desa Sasak Sade Lombok terdapat dua wilayah yaitu Sade dalam dan Sade Luar. Sade dalam mereka yang masih asli melestarikan dan menggunakan budaya Sasak sedangkan Sade luar yang sudah tercampur dengan budaya luar atau perkembangan zaman.

Untuk berkunjung ke Sasak Sade dari Bandara Lombok Praya lebih dekat daripada dari kota Mataram. Saya bersama teman berangkat dari Mataram kurang lebih 2 jam. Sebenarnya ke Sasak Sade karena gagal berkunjung ke pantai Kuta Mandalika yang sudah panas terik siang hari.

1. Tour Guide Warga Sasak Sade


Kami memarkirkan motor di depan minimarket depan gerbang masuk desa Sade. Setelah masuk ke gerbang akan disambut oleh pihak Sade dan ditanyakan berapa jumlah yang datang dan dari mana asalnya. Selanjutnya kami akan dikenalkan pada pemandu desa Sasak, sayangnya saya lupa namanya.

Sebelum memutari wilayah desa, kami dijelaskan terlebih dahulu hal apa saja yang ada bagian depan desa. Selanjutnya akan diceritakan banyak hal tentang Sade. Jika sudah puas waktu kunjungan dan pemandunya akan menemani setiap waktu kita bisa izin pulang. Di Sasak Sade tidak menggunakan tiket tapi membayar seikhlasnya kepada pemandu. Saya tanyakan kenapa tidak pakai tiket? Karena desa Sade ini bukan tempat khusus wisata adat. Dan pernah ada yang menawarkan program tiket, tapi ditolak oleh tetua adat.

2. Jumlah Rumah Tidak Boleh Bertambah

rumah sasak sade lombok
Rumah Sasak Sade tidak boleh bertambah maupun berkurang dengan jumlah 150 rumah. Bentuk rumahnya beratap jerami, berlantai tanah campur jerami, berdinding anyaman bambu, dan ada yang semi bangunan permanen bagian lantai dasarnya.

Hal uniknya adalah mereka membersihkan lantainya dengan kotoran kerbau. Tidak ada bau kotoran dan bisa menghindarkan dari nyamuk. Setiap pagi harus dibersihkan dengan kotoran kerbau kalau tidak rumah belum dibilang bersih.

Lantai rumahnya ada dua, tapi bukan bertingkat seperti umumnya, hanya undakan untuk ke lantai yang lebih tinggi. Bagian depan hanya ada dua ruangan, satu untuk tamu dan satunya lagi untuk tidur orang tua. Ruang tamu juga untuk tidur anak-anak atau tamu. Lantai atas/dua untuk dapur dan ruang ibu yang baru bersalin.

Kenapa ruang dapur ada di atas? Untuk memudahkan sirkulasi udara. Undakan ke lantai dua ada 3/tiga undakan/tangga yang artinya paling atas Tuhan, kedua ibu, dan ketiga bapak.

Setiap rumah hanya ada satu pintu yang rendah, sehingga kalau masuk harus menunduk. Artinya orang yang bertamu harus menghargai pemilik rumah. Rumah-rumah ini banyak yang tidak dikunci untuk dilihat para pengunjung.

3. Tenun Khas Sade

tenun sasak sade
Ada hal unik di Sasak Sade,setiap perempuan dari umur 8 tahun sudah diajarkan untuk menenun. Mereka harus mahir menenun karena ini sebagai kegiatan ekonomi masyarakat Sade. Bisa diperhatikan hampir setiap gang jualan tenun. Ada yang bentuknya kain maupun pakaian jadi. Pengunjung bisa mencoba untuk menenun. Satu kain bisa selesai satu bulan atau lebih tergantung motif yang dikerjakan.

Selain tenun para laki-laki bekerja sebagai petani. Sebagian juga memiliki hewan ternak. Ditambah sebagai pemandu wisata, karena hanya laki-laki yang menjadi pemandu wisata.

4. Tradisi Menculik untuk Menikah

tempat janjian menculik
Gadis Sade boleh memiliki pacar lebih dari satu untuk bisa melihat siapa yang memang cocok dan siap untuk dijadikan suami. Namun, untuk menikah harus melewati penculikan oleh calon suaminya.

Jika di luar desa adat Sade, menculik biasanya atas kesepakatan kedua keluarga. Anak gadis dilarikan ke rumah saudara calonnya yang dekat dengan rumah si calon suami. Terkadang ada yang sengaja menculik karena tidak ada persetujuan dari keluarga pihak perempuan. Hal ini akan menimbulkan malu yang luar biasa bagi keluarga si gadis jika tidak dinikahkan. Anak gadis yang sudah dibawa kabur laki-laki lebih di atas jam 12 malam adalah aib bagi keluarga perempuan.

Di sasak Sade cara menculiknya tidak ada kesepakatan dari dua keluarga tapi mereka sudah tahu suatu hari ini anak gadisnya akan diculik oleh calon suaminya. Jika calon menantu laki-laki diterima oleh pihak keluarga perempuan maka tidak ada pencarian si anak perempuannya. Berbeda halnya jika calon menantu laki-laki tidak diinginkan oleh keluarga perempuan maupun perempuan itu sendiri bisa dicari dan dibawa pulang sebelum menjelang pagi. Jika bisa bawa pulang keluarga perempuan maka pernikahan gagal.

Pihak laki-laki untuk menculik biasanya sudah janjian dengan perempuan. Jika hanya pihak laki-lakinya yang suka maka dia bisa mengintai kapan perempuan yang diinginkan sendirian. Dan akan dibantu oleh teman-teman pihak laki-laki untuk memudahkan penculikkan. Tetapi tidak semua penculikan berhasil, sehingga ada yang sampai gila. Dan saya melihat sendiri seorang laki-laki yang stress gara-gara gagal menikah. Ini dijelaskan oleh pemandu wisatanya.

Gadis Sade yang sudah berumur lebih dari 20 tahun adalah perawan tua. Mereka menikah mulai umur 15 tahun. Untuk sekolah hanya sampai SMP/SMA jarang sekali sampai tingkat kuliah. Apalagi laki-laki bungsu harus menjadi pewaris rumah di Sade.

Cukup dulu untuk mengenal desa Sasak Sade Lombok, sayangnya saya lupa untuk menanyakan seperti apa masakan yang sering dikonsumsi sehari-hari atau perayaan di Sade. Juga buat teman-teman yang mau ke sini siapkan uang buat beli tenun asli, cinderamata, dan seiklasnya untuk pemandu wisata.

Related Posts

Post a Comment