Pernahkah temans melakukan suatu hal meskipun itu hal kecil dan tidak berhasil? Kalau iya. Apa yang dikatan orang di sekitar temans?
Jika jawaban
temans kebanyakan adalah disalahkan maka marilah sama-sama kita meresapi ada
apa dengan cara berpikir masyarakat kita.
Dari kecil sudah
diajari untuk selalu melakukan sesuatu hal harus bisa dan benar. Hasilnya salah
atau tidak sesuai, harus siap-siap disalahkan. Sepertinya kesalahanmu adalah suatu
hal yang akan merusak keseluruhan hidup orang lain atau dirimu. Karena jika
melakukan kesalahan akan diberi suara keras,
tanpa sadar ini akan terbawa sampai besar. Sikap akan membentak(saya
kurang tau kata pasnya apa) pada orang lain yang salah.
Temans pernah
merasakan bagaimana waktu SD, guru sekolah atau guru ngaji akan memberikan
teriakan atau sabetan penggaris kayu. Mungkin ada yang berpikir kalau tidak
seperti itu gak akan berhasil dalam belajar. Sadar gak temans, pas waktunya
kita berposisi sebagai pengajar baik formal maupun nonformal tanpa sadar sikap
keras pada yang salah terjadi. Akhirnya akan memaklumi atau membenarkan cara
ini.
Selain menghasilkan
pribadi yang seperti itu, juga menghasilkan pribadi yang merasa takut untuk
melakukan hal-hal yang berisiko. Tau kan kalau tidak berhasil harus siap-siap
disalahkan, dihujat, dikritik atau apapun yang membuat ketakutan.
Sampai dewasa
saling menyalahkan akan lebih parah lagi. Apalagi dimasa penerimaan mahasiswa
baru. Namanya ospek katanya kurang seru kalau tidak ada bentak-bentakkan dari
panitia keamanan atau kedisiplinan. Dalam sebuah grup belajar baik dari anak
kecil dan dewasa saling menyalahkan seperti sudah biasa dan menyenangkan untuk
bahan gibah atau bahan bully-an.
Jangan heran
banyak netizen nyinyir di media sosial seenak jidat . Lah ini sudah hal lumrah
kok malah dipermasalahkan.
Temans mau sampai
kapan hal ini jadi lumrah dan wajar?
Ini pendapat pribadi saja, lah wong pakai teori kalau gak mudeng iya sama saja bingung toh.
Kalau ada yang salah, mbok ya dikasih tau solusinya apa. Dengan cara baik-baik ngasih taunya. Dari kecil sudah belajar tenggang rasa, kok gak dilakukan.
Misalnya tulisanku
ini dijelek-jelekkan, gak jelas isinya, ngawur, gak ada dasar teorinya , gak
ilmiah, tidak sesuai kaidah dan lain sebagainya. Iya, jangan hanya dijelekkan,
beri juga ilmunya atau suruh baca buku apa biar bisa diterima secara aturan baik dan benarnya.
Misal ada orang
sedang merintis usaha dan gagal, iya kasih tau ilmunya toh. Bukan malah dicari
segala kesalahannya .
Kamu kritik tapi
gak kasih solusi apa gunanya? Bukannya membuat orang jadi mengerti bisa jadi menghancurkan harapannya. Yang
dikritik juga harus legowo bukan malah mencak-mencak. Kalau gak mau dikritik
kapan mau bisa dan benarnya?
Ingatkan pada
diri dan orang lain bahwa salah bukanlah sebuah kehancuran alam semesta , tapi
harus belajar menerima untuk diperbaiki dan memberitahukan dengan cara yang
nyaman ditambah solusinya.
Belajar atau
bekerja karena sering disalahkan atau bentakan bukan menghasilkan orang yang bersungguh-sungguh mencari ilmu atau dalam pekerjaannya melainkan akan menghasilkan manusia
seperti robot tanpa emosi. Melakukan segala halnya karena keharusan lingkungan
sekitar bukan karena kemauan diri.
Lakukanlah apapun
yang bermanfaat untuk diri maupun untuk orang lain, lakukanlah dengan
sungguh-sungguh. Berhasil atau tidak tetap berusaha dan belajar. Berkritiklah yang
mendukung bukan merendahkan. Saling menghargai dan mendukung karya orang lain.
#ODOPDay13
#OneDayOnePost
#ODOP
Uwaaaah semangat terus ya kak. Kadang mudah banget ya emang menjatuhkan mental seseorang beberapa hari ini aku merasa terpuruk juga bukan karena kritikan sih hehe tapi mirip mirip dengan yg dibahas. Semoga bisa lancar ya kak kita semua aamiin
ReplyDeleteAamiin...
ReplyDeleteIya, kak sama-sama masih belajar.
Semangat kakak...
ReplyDeleteIni dulu dan ku tuliskan bagaimana jika seperti itu. Hehehe
Delete