Review Film Cream dan Tilik
Cream
Penulis, design & animasi : David Firth
Musik : Locust Toybox
Tahun : 2017
pict by youtube |
Film dengan durasi 12.21 menit mencerintakan seorang profesor yang menemukan sebuah krim. Krim ini memiliki manfaat bisa membuat wajah jelek menjadi bersih, membetulkan hidung yang rusak, menumbuhkan tangan yang diampustasi, dan lain sebagaianya.
Tidak hanya untuk menyembuhkan manusia, cream juga bisa memperbaiki peralatan elektronik yang rusak dan menumbuhkan tanaman.
Cream membuat semua masalah terselesaikan. Bahan dasar cream yang enam bulan kemudian akan habis, Dr. Jack Bellifer memiliki terobosan baru yaitu cream bisa diduplikat. Makanan bisa di duplikat, hewan pun bisa. Sehingga tak ada kelaparan di mana pun berada.
Namun keagungan cream tidak abadi. Sekelompok orang yang dirugikan dengan berkurangnya masyarakat menggunakan uang, membuat laporan-laporan yang mejelekan cream di mata masyarakat.
Tilik
Kategori
: Drama
Sutradara
: Wahyu Agung Prasetyo
Produksi
: Ravacana Films
Tahun
: 2018
pict by youtube |
Film pendek Tilik (berkunjung) sebuah film yang menggambarkan kerukunan warga desa terhadap kondisi wargannya.
Film yang sederhana ini dikemas dengan cerita yang sangat dekat dengan masyarakat. Berlatar belakang salah satu desa di Bantul, Yogyakarta. Mengisahkan sekelompok ibu-ibu naik truk untuk menjenguk ibu lurah.
Percakapan ibu-ibu inilah yang membuat film Tilik mendapatkan sorotan masyarakat. Bu Tedjo namanya, salah satu penumpang yang memiliki mulut hanya digunakan membicarakan orang lain atau gibah. Dengan sumber-sumber hanya selintas dan dari media sosial. Disebarkanlah rumor-rumor yang tidak mendasar.
Persoalan
dalam Kehidupan Sosial
Film Cream menyoroti masalah-masalah manusia yang ingin semuanya serba cepat penyelesaiannya. Orang yang tidak ingin berpikir keras dalam mengerjakan pekerjaannya hanya perlu menyuntikan Cream. Seorang anak yang sedang tidak sehat, hanya disemprotkan Cream dan dia merasa lebih baik.
Persoalan jiwa semua bisa terselesaikan dengan mengoleskan Cream. Cream juga bisa menghidupkan orang yang sudah mati atau memudakan kembali yang sudah keriput.
Cream ini jika di dunia nyata bisa menyebabkan rasa empati hilang, kepercayan adanya Tuhan hilang, atau menyebabkan kerakusan manusia untuk menjadi yang paling superior.
Cream lewat animasinya tidak memperlihatkan wajah-wajah yang menyejukan. Ini sepertinya menandakan bahwa adanya solusi yang cepat bisa menimbulkan hilangnya berbagai emosi jiwa.
Film Tilik menyoroti kehidupan masyarakat desa yang memiliki sikap kebersamaan tinggi. Saling membantu dalam keadaan susah. Namun berbanding sikap dengan seorang perempuan janda dan memiliki anak perempuan yang menjadi kembang desa. Hal ini mereka anggap sebagai orang yang akan merusak hubungan keluarga lainnya. Obrolan sesama ibu-ibu yang membicarakan sesama ibu lainnya yang mengambbarkan bahwa mereka pun tidak bisa menerima sebuah keluarga tidak utuh.
Keluaga bu lurah yang hanya berdua dengan anak laki-lakinya dan keluarga Dian yang hanya berdua dengan ibunya. Sepertinya mereka tidak perlu dukungan untuk maju. Jika mereka bisa melakukan kepemilikan yang seperti keluarga normal itu adalah ketidakmungkinan.
Persamaan
kedua Film
Dari kedua film ini memiliki kehancuran orang lain gara-gara berita yang disebarkan lewat media, baik media sosial maupun media televisi.
Media
menggiring penonton/pembacanya untuk meyakini apa yang terlihat/terbaca tanpa
perlu mempertanyakan lagi.
#ODOPChallenge2
#ODOP
#OneDayOnePost
Paragraf terakhir, setuju... Beginilah keadaannya sekarang
ReplyDeletedefinitely agree tentang peran media yang menggiring opini audien, berbahaya jika informasi yang tersebar ternyata tidak valid dan berujung hoax
ReplyDeleteBetul skali, kedua film ini didasarkan dari penggiringan opini oleh media
ReplyDeleteEmang dua film ini relate banget sih sama kondisi sosial sekarang. Setuju banget sama konklusinya. Media itu ngeri. Bisa sangat bermanfaat sekaligus berbahaya.
ReplyDeleteSepemikiran tentang penggiringan opini, kalimat terakhir bener bgtt
ReplyDeleteTerima kasih teman-teman sudah mampir. Terima kasih ada paragraf disuka. Karena saya masih acak-acakan dalam penulisan. 🙏🤗
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletedi film cream, memang terlihat bagaimana peran media menggiring opini masyarakat dan mempengaruhi pemerintahan untuk menindaktegas penggunaan cream.
ReplyDeleteterus semangat ya! untuk ulasan cream ini menarik karena dikaitkan dengan kehidupan sosial
ReplyDeleteWah saya jadi baru ngeh ttg pesan pesan yang gak sy dapatkan nih di kedua film pendek ini, kereeen
ReplyDeleteUlasan menarik, keren dan mudah di pahami kak. Tetap semangat menulis kakak 😊
ReplyDeleteTerima kasih kak.
DeleteKeren reviewnya menyoroti kehidupan sosial. Aku setuju ketika terdapat masalah kita ingin solusi yang instan namun malah menghancurkan ya kak 🤔
ReplyDeleteIya kak. Instan itu tidak akan lama. Seperti mie instan yang menunda lapar sesaat. Hehehe
Delete