Membangun Semangat Nulis Setelah Lulus ODOP

6 comments
Daftar Isi [Tampil]
Hai kawan gimana kabarnya? Aku mau cerita nih tentang membangun semangat nulis setelah karantina untuk masuk member ODOP telah usai. Jadi aku mulai merasakan kebimbangan dalam menulis. Padahal menulis ya tinggal menulis saja. Blog sudah ada, sudah TLD pula. Kurang apa coba?

Bayangkan kawan, sejak squad blog ODOP dibubarkan karena mau berakhir sepertinya ada yang hilang hari-hariku. Biasanya aku kan suka komentar hal-hal receh. Suka keramaian dalam grup. Suka nyimak teman-teman ngobrol. Tiba-tiba keadaan berubah menjelang kelulusan ODOP.

Kita semua disuruh meninggalkan grup dan tetap di grup besar. Awalnya sih biasa saja. Aku rasa tidak akan kehilangan banget. Tapi setelah beberapa hari tidak ada pesan masuk. Tidak ada keluhan teman-teman. Tidak ada kebingungan teman-teman. Tidak ada obrolan santai. Ya sudahlah tidak seru lagi.

Apalagi di grup besar jadi kurang seintens dulu ngobrolnya. Atau perasaanku saja? Entahlah aku belum tanya-tanya teman lainnya. Tambah sepi lagi sejak kelulusan. Sudah tidak ada obrolan kapan materi, apa tugas pekanan, siapa yang mau tampil jadi bintang dan masih banyak lagi pertanyaan.

Itu semua sudah jadi kenangan. Kenangan indah yang tak terlupakan. Beberapa waktu kemudian, aku menyadari bahwa kita berangkat dari start yang berbeda. Ada yang memang sudah aktif menulis bahkan sudah menerbitkan buku. Dan aku mulai merasa ada perbedaan yang jauh di antara kita. Itu semua perasaanku saja. Entah yang lainnya.

Di sini kan aku hanya cerita saja ya. Jadi aku mau berbagai perasaanku, mengapa aku hampa setelah lulus ODOP. 

Unek-unek Setelah Lulus ODOP


Unek-unek setelah lulus ODOP

1. Tidak ada Tugas Harian


Sesuai dengan namanya One Day One Post, kita diwajibkan menulis setiap hari. Jadi setelah lulus, aku bingung mau nulis apa. Untuk apa aku menulis, padahal aku sudah menuliskan alasanku ngeblog. Mungkin itu bisa dijadikan patokan lagi untuk menulis.

2. Tujuan Teman yang Berbeda


Aku menyadari bahwa setelah ODOP teman-teman menempuh jalannya masing-masing. Misalnya yang sudah terbiasa menulis di blog atau buku atau antologi atau di media mereka tetap lanjut. Sedangkan aku yang menulis pertama kali di blog karena ODOP. Jadi benar-benar tidak tahu harus jalan ke mana.

3. Insecure karena Teman-Teman


Aku merasa bukan apa-apa dibandingkan teman lainnya. Rasanya sedih melihatku tidak tahu mau ke mana. Sedangkan teman-teman sudah berjalan jauh. Aku pun masih ada ketakutan untuk menulis yang lebih luas lagi pembacanya. Rasanya tulisanku masih receh. Juga aku belum sanggup jika sering ditolak.

Itulah unek-unekku setelah lulus ODOP. Rasanya ingin nangis dan terlalu tidak ada apa-apanya dibandingkan teman-teman lainnya. Tapi apakah semua ini harus aku sesali? Aku sedihkan terus menerus? Tidak aku harus bangkit. Aku harus berjalan di jalanku juga.


Jadi inilah caraku, salah satunya dengan cara menuliskan semua kesedihanku. Hehehe

Pertanyaan untuk diri sendiri :


1. Apakah aku menulis karena tugas ODOP? Jawabannya iya.

2. Apakah setelah lulus ODOP aku akan sama? Tidak

3. Apakah aku akan selalu membandingkan diriku dengan yang lain? Tidak, setiap orang punya waktunya sendiri untuk melesat.

4. Kapan waktunya aku bisa melesat? Dari sekarang secara perlahan-lahan.

5. Apa tujuanmu menulis, ingin dikenalkah? Ingin menerbitkan buku kah? Ingin kayakah? Atau apa? Baiklah untuk tujuan saat ini bisa menulis dengan baik dan benar. Tetap aktifkan blog dan sosial media. Ke depannya ingin sebagai sumber penghasilan.

6. Apakah kamu takut untuk lebih berkembang? Iya, karena untuk lebih bertumbuh lebih banyak pisau tajam daripada jalan mulus tanpa halangan.

7. Apakah kamu akan mundur dengan halangan itu? Tidak, aku harus terus melaju tanpa melebihkan ketakutan yang ada.

Sekian dulu pertanyaannya semoga bisa membuatku tidak menyimpannya dalam pikiran. Pada akhirnya akan merusak diriku sendiri. Nah cara apa saja yang ingin aku lakukan? Baca selengkapnya di bawah ini.


Membangun Semangat Nulis Ala Viandri


Membangun Semangat Nulis


Aku akan menulis rencanaku membangun semangat nulis ala aku sendiri. Di grup besar ODOP ada ajakan dari pemimpin ngodop.com “Manteman, yuk pada kirim tulisan ke ngodop.com”. Dari ajakan ini aku jawab “Belum berani” “Kenapa emang?” “Belum berani saja”. Nah jawaban terakhirnya bikin campur aduk perasaan. Ingin menangis tapi kesel juga. Jadi mikir juga sih. Bahwa tidak semua hal harus disanjung cara menyemangati orang lain.

Inilah jawaban dari pimrednya “Nunggu kamu siap tuh kapan? Lihat teman-teman TK-mu sudah pada gendong momongan. Kamu kapan beraninya? Nunggu teman-teman sebayamu pada punya cucu?”. Bagaimana? Ingin nangis nggak? Kalau nggak baguslah hehehe.

Aku jawab di sini saja ya, nggak berani kalau di grup wkwkwk. Teman-temanku TK-ku alhamdulillah sudah punya momongan. Kalau cucu? Jangan sampai deh. Jadi harus gerak kan? Oke baiklah pemred. Kuy ah kita lanjut ke caraku.

1. Tetap Menulis Di Blog


2. Mencoba kirim di Media


Terutama aku mau mencoba di media ODOP dulu hehehe. Meski takut-takut gimana jadi cobalah.

3. Menulis Karena Resah


Seperti tulisanku ini, keresahanku akan kehampaan wkwkwk. Jadi aku menulis tentang apa yang terjadi di hari-hariku. Baik itu sedih atau bahagia. Karena semuanya memiliki nilai yang bisa diambil hikmahnya.

4. Mencari Tantangan


Meski aku sudah masuk dalam berbagai komunitas belum tentu aku semangat menulis. Tapi setidaknya da pengingat untuk menulis di blog. Oh ya mencari tantangan aku usahakan untuk individual kalau tidak menemukan kelompok.

5. Konsisten dan Tekuni Kelas yang sedang Dijalani


Aku sebenarnya masih ada kelas blog yang ku jalani. Dari blogspedia. Maka aku pun harus konsisten dan tekun. Karena kelas ini tidak menerima yang leha-leha. Sekali melakukan kesalahan bisa mendapat peringatan atau dikeluarkan.


Cukup dulu cara ala akunya. Soalnya kalau kebanyakan belum tentu dikerjakan semuanya. Jadi pelan-pelan saja apa yang ada dalam pikiranku. Membangun semangat nulis itu memang tidak mudah. Tapi aku tidak mau berhenti di sini. Tetap bergerak agar semua bisa dilewati dengan tenang.

Related Posts

6 comments

Post a Comment