4 Rekomendasi Novel Kembangmanggis yang Wajib Dibaca

21 comments
Daftar Isi [Tampil]
4 rekomendasi novel kembangmanggis

Saya baru-baru ini membaca novel Kembangmanggis yang mengisahkan kehidupan sehari-hari penulis. Kembangmanggis adalah nama pena dari seorang Baby Ahnan. Ia adalah penulis yang terkenal cerita-ceritanya di tahun 80’an. Terutama cerbungnya yang ada di majalah Hai.

Baby Ahnan sendiri tinggal di Bogor. Memiliki dua anak perempuan yang bernama Nahla dan Anggit. Selain sebagai penulis, beliau juga seorang wirausahawan, fotografer dan masih banyak lagi.

Novel-novel beliau berisikan kisah-kisah orang yang ada di sekitarnya. Kisah yang mungkin tidak terpikirkan kita akan memiliki makna ternyata dikemas oleh Baby Ahnan dengan baik dan bermakna.

Sebelum kita bahas pernahkah baca novel Please Look After Mom, karya penulis dari Korea selatan. Saya melihat perbedaan antara Ibu di novel tersebut dengan betapa hebatnya Baby Ahnan sebagai ibu yang berkarakter kuat. Teman bisa baca ulasannya di Nimas Achsani.

Baca 4 Rekomdasi Novel Kembangmanggis yang Berkisah Keseharian


1. Jangan Sisakan Nasi dalam Piring

rekomendasi novel jangan sisakan nasi dalam piring
Novel ini berkisah tentang kehidupan desa di Ubud Bali. Penulis sering berkunjung di Ubud bahkan memiliki studio kerja dan untuk tempat tinggal. Yang dekat dengan sawah-sawah di Ubud.

Jangan sisakan nasi dalam piring adalah salah satu judul dalam cerita pendeknya. Mengisahkan perjuangan petani di Ubud untuk mendapatkan nasi yang bisa kita santap sehari-hari.

Dalam bayangan penulis bahwa panen penuh dengan kecerian sambil bernyanyi. Sebagai anak kota yang tidak pernah melihat panen. Ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya. Hanya peluh keringat yang dikeluarkan para petani.

Panen dari pagi sampai sore. Panas terik matahari pun dihadapi. Belum lagi menghadapi gatalnya tanaman padi yang berterbangan dari mesin penggiling. Mesin pemisah gabah dari tangkainya.

Setelah selesai panen, masih ada ibu-ibu yang mencari gabah-gabah sisa dari panen. Meski hari sudah petang masih tekun untuk mencarinya. Bahkan hasil berasnya nanti pun tak cukup untuk satu bulan.

Perjuangan yang tidak mudah untuk menghasilkan beras yang bisa dikonsumsi untuk diri dan orang lain. Sayangnya banyak sekali di restoran orang dengan mudahnya menyisakan makanan.

Mungkin karena punya banyak uang jadi tidak perlu repot-repot mendapatkannya. Sungguh telah hilang wejangan orang tua agar tidak menyisakan makanan. Sudah lupa kalau Dewi Sri akan murung.

Dan masih banyak kisah lainnya, kisah pembuatan studio yang tidak mungkin, kuliner Bali, anjing gila, ternak bebek Pak Jumu dan lain-lain.

2. Anak-Anak Tukang

rekomendasi novel anak-anak tukang
Salah satu judul cerita di sketsa-sketsa Kembangmanggis. Di novel ini kehidupan Ubud sudah mulai berubah. Modernisasi sudah merambah sekitaran studio penulis. Banyak pembangunan yang berisik dan berdebu. Sawah-sawah mulai diubah menjadi penginapan maupun hotel.

Di seberang studio ada proyek pembangunan. Dengan membawa tukang dari Jawa. Salah satunya adalah sebuah keluarga dengan dua anak kecilnya yang seharusnya masuk sekolah.

Istrinya pun dibawa. Tinggal di tempat tinggal tepatnya gubuk seadanya. Dengan fasilitas seadanya pula.

Pasti orang lain akan berkomentar, kenapa anaknya dipaksa ikut? Tidak sekolah kah? Kenapa harus membantu orangtuanya? Sepertinya akan menyalahkan sikap orangtuanya.

Namun, tahukah kalian bahwa bisa jadi mereka bahagia bisa selalu bersama keluarga kecilnya. Mengajarkan anaknya arti kerjasama dan bekerja. Anak-anaknya akan membantu membawakan bata merah atau apapun yang tidak memberatkan tenaga mereka.

Mereka bisa berlarian bebas, menikmati alam bebas, mandi di sungai bersama bapak ibunya. Menikmati hidup menjadi perantauan. Alam baru, budaya baru dan lingkungan baru. Tidak semua anak memiliki kesempatan ini.

Jika kita menghilangkan pikiran nominal yang didapatkan sebagai tukang dan kerasnya bekerja sebagai tukang. Tetap ada kebahagiaan dalam pilihan hidupnya.

Masih banyak judul cerpen lainnya. Salah satu yang saya suka adalah pilihannya untuk liburan ke Indonesia timur menggunakan sepeda motor seorang diri. Dari Bali sampai NTT.

3. Burung-Burung Kecil


Jika teman berharap akan kisah jenis-jenis burung, itu salah. Karena dalam novelet ini berkisah pedihnya kehidupan mengurus anak jalanan. Dengan bahasa lain adalah anak lapangan. Mereka adalah anak-anak yang suka mengambil milik orang, pura-pura sakit untuk mengemis dan suka jalan-jalan di kereta api.

Mereka tidak jahat, tidak kejam hanya saja cara berpikir mereka yang berbeda dengan kita. Mungkin kita akan bilang bahwa mengambil satu gorengan tanpa diketahui oleh penjual adalah pencuri. Tetapi, menurut mereka itu bukanlah pencurian. Karena pemiliknya toh tidak marah-marah.

Eges salah satu anak lapangan yang cerdas. Seringkali melamunkan menjadi orang kaya yang bisa membagi-bagikan uang, menggunakan mobil, pakai sandal baru, makan bisa berbagai macam lauk bukan empat mi instan diremuk dan dilebihkan airnya.

Eges unik, disayang sama ibu di Pangkalan Asem. Tempat anak-anak diurus oleh ibu untuk menjadi anak yang keluar dari lapangan. Tidak mudah memang, tapi Ibu percaya mereka pasti berubah. Dengan cara dilatih setiap hari dan berulang-ulang.

4. Gatal Menawar


Adalah judul untuk kisah penulis dalam menceritakan betapa mudahnya orang menawar kepada pedagang kecil. Terutama di pasar-pasar, yang berkeliling atau berlapak sederhana. Dengan pengetahuan yang lebih si pembeli ia bisa membuat pedagang mau menurunkan harganya.

Pernah kejadian seorang ibu yang pakainnya saja sudah bermodif, bedak dan gincu pun cetar merona. Ketika berhadapan ibu penjual daging rebus, bahkan si ibu sudah menjual paling murah di atanra penjual tetap saja kukuh untuk menawar. Bahkan harganya jauh daripada umumnya.

Penulis pun gatal sendiri, tetap saja menawar untuk harga yang harus dibayar. Kadang menyesal karena telah menawar atau kadang berpikir ulang kalau tidak menawar. Selalu mengingatkan diri untuk tidak menawar. Sungguh memang sulit kalau sudah kebiasaan.

Novel ini juga menceritakan pendirian penulis dalam menjalankan bisnisnya. Yaitu tentang kejujuran, bahkan meski harus tidak jujur secara halus sekali pun. Dan kisah-kisah penulis dalam menghadapi rekan kerja sekaligus temannya yang sulit.

Teman sulit adalah mereka yang suka menyusahkan orang lain. Suka mendramatisir keadaan, manipulatif dan selalu merasa menjadi korban padahal sebagai pelaku.

Penutup


Jika teman ingin melihat sesuatu hal yang berbeda terhadap sekitar. Maka rekomendasi novel kembangmanggis menjadi pilihan yang tepat. Hal ini bisa membuat teman membuka mata terhadap sekitar dan lebih peka terhadap orang-orang sekitar. Hidup tidak hanya sendirian ada orang lain yang berkontribusi untuk kita maupun kerjasama dengan kita.

Related Posts

21 comments

  1. List novel-nya daebak sekali teh novi

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan lupa di baca loh pak hehe

      Delete
    2. honestly, saya penasaran dengan 'jangan sisakan nasi dalam piring'. Judulnya sangat anti mainstream

      Delete
  2. Waw, amazing story. Jadi pengen baca juga nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo kak baca, saya tim baca ebook di gramedia digital hehe

      Delete
  3. Masuk daftar bacaan berikutnya. Ide ceritanya sederhana. Jadi penasaran pingin baca. Di iPusnas ada gak, ya? Cuz cari dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepertinya ada kak desi, saya jarang pakai sekarang hehe

      Delete
  4. Ya ampuun kukira kembangmanggis novel telenovela gitu, wkwkwk
    Ternyata nama pena..
    Aku baru dengar sih nama penulisnya, tapi kisahnya ini baguss yaa.
    Aku baca reviewnya aja uda ada bayangan ceritanya yg inspiratif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngawur nih mba pida hahha
      Iya aku juga baru tahunya dari teman.
      meski tulisan lama tapi masih relevan untuk saat ini kok

      Delete
  5. Wah ceritanya dekat dengan kehidupan sehari-hari ya kak. Aku suka tentang cerita nasi itu dan juga tentang menawar harga. Dari situ pesannya ngena banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau baca bukunya lebih kerasa banget. Gemes sama ibu modis itu nawarnya.

      Delete
  6. Lagi baca buku dengan nafas yang sama seperti novel kembangmanggis ini. Judulnya Orang Miskin Jangan Mati di Kampung Ini.

    Penulis-penulis yang seperti ini emang keren yah...mereka bisa menangkap sampai hal yang kecil untuk direkam dalam tulisan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hebat emang penulisnya bun.
      Latar belakangnya juga keren hehe
      Jadi penasaran bukunya juga nih.

      Delete
  7. ceritanya tentang keseharian dan bagus-bagus ya, seringkali kita nggak nyangka perbuatan kita sebenarnya melukai orang lain. Sering sebel juga kalau lihat orang nawar nggak kira-kira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya pak martin, saya pun kadang ya begitulah hehe

      Delete
  8. Aku baru tau penulis dengan nama pena kembangmanggis setelah baca postinganmu ini, Kak. Karyanya yang bikin aku penasaran adalah novelet Burung-Burung Kecil. Isu sosialnya mantap nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. banget kak,
      lebih kental dari judul yang lainnya.
      lumayan kudu fokus bacanya juga

      Delete
  9. Salut sama mbak Vi, banyaaaak banget rekomendasi bukunya. Aku baca satu buku dari awal bulan belum kelar-kelar nih. Dan aku baru tahu penulis bernama kembangmanggis, hehe.

    ReplyDelete
  10. Udah lama denger kembangmanggis ini tapi belum tergerak buat beli bukunya hahaha eh tapi aku udah dm ig nya ding kemarin buat beli :*

    ReplyDelete
  11. Kok aku belum puas kalau belum baca bukunya sendiri.. eheheheh

    ReplyDelete
  12. Aku baru tau penulis kembang manggis mba. Dari ulasannya aku jadi pengen baca semua novelnya. Ini ada versi cetaknya ga mba??

    ReplyDelete

Post a Comment