Baca Ebook Gramedia Digital Penulis Tahun 80'an

Post a Comment
Daftar Isi [Tampil]
Sejak mengenal ebook gramedia digital dengan langganan premiumnya, saya bisa membaca karya penulis terkenal Indonesia jaman dulu. Seperti mengingat bacaan waktu sekolah yang hanya difasilitasi perpustakaan. Adanya gramedia digital saya bisa menggali memori penulis dahulu.


Karya penulis 80’an yang saya baca ada banyak judul buku yang diterbitkan sebelum saya lahir. Bahkan saya pun belum diproses sama sekali hehe alias orangtua saya belum bersama. Dengan membaca kembali karya penulis dulu ada yang related saat ini, ada juga yang sudah basi pemahaman tersebut. Namun, buku fiksi adalah hiburan. Jadi saya bacanya hanya sebagai hiburan.


5 Penulis 80’an Baca Ebook Gramedia Digital



Ada lima penulis 80’an yang sering saya baca di ebook Gramedia Digital. Kegiatan membaca ini terbantu karena mengikuti komunitas Gerakan One Week One Book. Sebuah komunitas online yang memberi wadah orang-orang yang suka baca buku atau ingin membiasakan baca buku.

Dalam kegiatan baca tersebutlah saya berkelana mencari nama-nama penulis dari Indonesia sampai luar negeri. Meski tidak semua buku bisa dibaca secara langganan premium, tetap saja masih banyak ebook yang belum terbaca.

1. Penulis Mira W


Mira W penulis produktif Indonesia dari cerpen, novelet, sampai novel. Beberapa karya Mira W dijadikan menjadi sinetron maupun film. Adaptasi judul novel yang sedang disinetronkan yaitu Dari Jendela SMP.

Judul yang pernah difilmkan Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat. Judul novel ini pernah difilmkan dua kali, versi lawas dan yang baru. Pemainnya Morgan dan Aura Kasih.

Tema-tema yang sering ada di novel Mira W berkaitan dengan kesehatan, prahara pernikahan/romance dewasa, tentang pengasuhan, dan tema-tema yang related dengan kehidupan.

Kesehatan meliputi kesehatan mental, kesehatan anak remaja, maupun kesehatan reproduksi. Latar sosial tokohnya seringkali dunia kedokteran. Meskipun tidak mengangkat tema kesehatan.

Jadi wajar saja jika banyak karyanya dijadikan film atau sinetron. Kalau baca novelnya memang seperti nonton sinetron. Makanya saya sering baca karena bisa dibaca cepat hehe.

Selain itu karyanya sering diterbitkan kembali dengan sampul baru yang lebih segar. Bahkan ada dua judul dijadikan satu buku. Total ebook-nya ada 81 judul ada yang dua judul sampul baru dan lawas.

2. Penulis Nh. Dini


Berbeda dengan Mira W yang lebih ke romance dan banyak judulnya di Gramedia Digital. Karya Nh. Dini hanya ada sembilan judul saja. Saya baru baca dua judul yaitu Keberangkatan dan Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang.

Nh. Dini lebih banyak menulis tentang permasalahan sosial dan lebih berat pemikirannya. Dalam novelnya lebih sering memperlihatkan kemandirian seorang perempuan. Ada juga tentang lingkungan, beberapa karyanya banyak mengungkit permasalahan lingkungan.

Kemandirian Nh. Dini memang lebih terasa dalam karya-karyanya. Sebagai perempuan yang merantau di berbagai negeri. Ia harus pintar-pintar membaca diri. Belajar dan bekerja sudah menyatu dalam dirinya.

Judul novelnya antara lain La Barka dengan sampul baru,Tirai Menurun, Jalan Bendungan sampul baru, Keberangkatan, Padang Ilalang di Belakang Rumah, Pada Sebuah Kapal, Pondok Baca Kembali ke Semarang, Dari Ngalian ke Sendowo dan Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang.

3. Penulis Kembangmanggis


Kembangmanggis adalah nama pena untuk Baby Ahnan. Seorang single mom yang berlatar belakang pendidikan sarjana desain dan magister filsafat. Beliau tinggal di Bogor dan menggeluti dunia kuliner.

Sebenarnya Baby Ahnan adalah perempuan serba bisa. Banyak ide liar yang sering dilakukan oleh Baby Ahnan untuk usahanya atau bersama orang terdekatnya. Latar belakang desain selain untuk profesinya memotret, melukis, digunakan untuk membuat kue-kue yang cantik.

Latar belakang filsafat digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang. Sering membuat kegiatan yang ada filosofinya seperti mengadakan buka lapak murah khusus untuk anak-anak jalanan. Beliau ingin mengajarkan kepada anak punk atau jalanan bahwa mereka dihargai dan diperhatikan.

Filosofinya bahwa dalam jual beli antara pembeli dan penjual adalah setara. Berbeda dengan hanya memberikan secara cuma-cuma alias berbagi, akan memperlihatkan bahwa anak jalanan/punk kehadirannya di bawah si pemberi. Dengan jual beli dengan harga murah maka mereka dihargai kemanusiaan dan kehadirannya.

Beberapa karyanya memang banyak menceritakan kehidupan sederhananya. Tempat tinggal sementaranya ada di Bali, banyak cerita-cerita sederhananya di sana. Meski sederhana tapi memberikan makna yang sangat dalam.

Hal yang paling related dengan sekarang adalah tentang bagaimana mengolah/memperlakukan makanan tidak terbuang sia-sia. Jadi akan menemukan kisah di mana beliau mengolah makanan sisa menjadi makanan enak.

Jumlah judul ebooknya di Gramedia Digital hanya tujuh judul. Tia, Warisan, dan Burung-Burung Kecil adalah sebuah novel. Jangan Sisakan Nasi dalam Piring, Gatal Menawar, Anak-Anak Tukang, dan Secangkir Coklat Panas adalah kumpulan cerita pendek kehidupan Kembangmanggis.

4. Penulis Hilman, Boim dan Gusur


Saya lebih kenal Lupus daripada penulisnya hehe. Cerita kocak Lupus yang membuat terkekeh-kekeh membacanya. Ada banyak judul karya Hilman dan kolaborasinya dengan Boim dan Gusur.

Kisah-kisah lucu jaman sekolah Lupus, kisah keluarganya, masa kecilnya, dan kisah cintanya yang sering kandas. Banyak judul yang bisa dibaca untuk menemani waktu luang.

Tidak banyak yang saya uraikan di sini, karena karya memang lebih banyak menghibur hehe. Sebelum karyanya dibukukan, kebanyakan diterbitkan melalui majalah Hai.

5. Ahmad Tohari


Penulis tersohor di Indonesia yang mengangkat kisah-kisah orang terpinggirkan. Novel yang terkenal dan sampai difilmkan yaitu Ronggeng Dukuh Paruk. Saya kira novel ini akan berat banget waktu bacanya, nyatanya membuat ketagihan dan tidak terasa bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Meski Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel yang berisi banyak makna sosial yang kuat tapi penyampaian cerita mengalir dan mudah diikuti. Hal yang membekas dari novel tersebut adalah perempuan memiliki hak untuk memilih hidupnya. Sayangnya pemahaman masyarakat tidak mendukungnya. Bagaimana bisa seorang Ronggeng menjadi orang normal? Berkeluarga dan memiliki anak?

Karya kedua yang saya baca adalah Senyum Karyamin. Cerita pendek tentang orang pinggiran yang tidak pernah dihargai. Ada satu cerita yang menurut saya masih terjadi sampai sekarang. Ada orang yang kekurangan dalam wilayahnya, namun pemimpin wilayah lebih memilih memberikan bantuan ke orang lain bahkan sampai luar negeri.

Orang yang dimintai bantuan benar-benar tidak punya apa-apa. Ia pulang dengan tangan kosong dengan perut lapar berhari-hari. Namun, sampai rumah ia diminta untuk memberikan bantuan dengan paksaan. Sungguh miris kondisi ini.

Banyak pilihan kan untuk baca buku di ebook Gramedia Digital. Mau untuk hiburan atau membuat berpikir bisa dipilih mana saja. Kadang saya membaca selang seling bahkan mengikuti mood saja hehe. Kalau sedang pusing lebih baik baca yang ringan-ringan saja. Semoga tulisan ini bisa memberikan pilihan baca untuk teman-teman.

Related Posts

Post a Comment