Untuk kedua kalinya saya mendatangi sebuah
gerobak penjual mie ayam. Disitu rasa penasaran saya muncul mengapa? Mengapa
seorang penjual mie ayam tidak menjual satu porsi dengan harga pada umumnya. Iya
minimal sepuluh ribulah kalau komplit bisa sampai lima belas ribu ke atas. Tapi
bapak penjual ini kok keukeuh dengan harga dibawah pada umumnya.
Bapak penjual ini biasa dipanggil oleh pelanggannya Pakde. Biasa mangkal di perempatan Monjok setelah maghrib. Penasaran gak kalian berapa harga satu porsi mie ayamnya? Hanya lima ribu rupiah saja yang biasa, komplit ditambahkan satu ceker dan satu telor hanya delapan ribu rupiah. Jualan semalam ramai sampai pukul sepuluh malam atau tergantung habisnya mie ayam. Kamu bisa menikmati sambil duduk lesehan atau dibawa pulang.
Pensaran dong sama alasan Pakde ini, sambil menunggu pesanan, saya ajak ngobrol Pakde. Ia hanya menjelaskan jika saya menjual harga normal maka anak-anak pesantren tidak bisa menikmati semangkok mie ayam. Orang-orang pekerja yang gajinya biasa saja juga ingin menikmati mie ayam. Makanya si bapak menjual mie ayam dengan harga dari lima ribuan. Sampai saya diberi nasihat kalau sampai ada saudara kita yang kekurangan atau sampai kelaparan yang menanggung iya kita. Kalau sampai kita tidak menanggungnya maka dosa yang akan kita dapatkan. Makanya menerapkan ilmu agama itu berat.
Pakde ini untuk mengurangi pengeluaran
salah satunya iya tidak mengizinkan pelanggan yang membawa pulang menggunakan
banyak plastik. Apalagi sampai dipisah-pisah antara sambal, kecap, dan saos.
foto by www.jurnalviandri.blogspot.com |
Saran dari Pakde kalau mau jualan makanan iya jangan mahal-mahal. Kalau mau mahal iya jualan baju itu boleh. Makanan kan itu kebutukan pokok lah kalau sampai mahal siapa yang mau nanggung orang biasa saja?
Dikasih tips juga dari pakdhe kalau kita makan mie ayam besoknya sakit perut itu harus hati-hati banyak campurannya alias tidak sehat.
Menolong orang lain lewat makanan dengan harga yang bisa semua kalangan menikmati adalah sebuah kesuksesan secara moral. Tanggung jawab sebagai sesama hamba Tuhan.
#ODOP
#OneDayOnePost
#ODOPDAY4
Jadi laper, udah lama gak makan mie ayam 😁
ReplyDeleteKalau bagiku sukses itu tatkala kita bisa mengenal potensi diri dan mau berjuang untuk improve, dan bisa menghargai juga apa yang kita miliki.
Terima kasih sudah berbagi tentang kesuksesan.
Deletetulisannya menginspirasi banget.
ReplyDeletetapi lebih baik lagi kalau penggunaan kata di yang menunjukkan tempat dipisah. contohnya di mana, di situ.
dan untuk kata yang bukan bahasa indonesia dicetak miring "keukeuh". dan satu lagi masih ada yang kepleset, typo. sekian,,
semangat terus nulisnya,..
terima kasih koreksinya....
DeleteSuper sekali si Bapak.
ReplyDeleteHebat banget bapaknya.
Deleteduh laper aku liat baksonya yang endulita
ReplyDeleteOey itu bukan bakso, telor rebus hehehe. Oh iya tambahannya hanya ceker dan telor rebus.
Delete