Segurat Bianglala di Pantai Senggigi

15 comments
Daftar Isi [Tampil]
Aku tertarik membaca novel karya Mira W berjudul Segurat Bianglala di Pantai Senggigi karena latar tempatnya. Yups mengambil salah satu pantai terkenal di Lombok. Alasannya selain pantainya, banyak vila, hotel yang tersebar di Senggigi. Menurutku yang sering jalan-jalan ke pantai ini memang lebih ramai daripada kota Mataram, ibukota NTB.

Jalan raya pinggir pantai yang membuat orang betah untuk jalan-jalan ke sana. suasana, keindahannya, pepohonan apalagi senjanya yang selalu memikat wisatawan. Oke marilah kita baca review novelnya.

Perjalanan Asri Menemukan Ayahnya


Asri gadis remaja yang baru lulus SMA ingin mencari ayahnya. Sejak di umur tiga tahun ia sudah berpisah dengan ayahnya yang tinggal di Lombok tanpa sebab yang ia ketahui. Tinggal satu rumah dengan seorang ibu yang membawa luka ditinggalkan ayahnya. Menyebabkan didikan pada Asri bahwa cinta itu menyakitkan jangan sampai salah mencintai seseorang. Jadilah Asri yang suka gonta ganti pacar.

Lestari gadis yang paling cocok untuk model, dari keluarga yang penuh dengan kasih sayang. Sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya, sikap manja orang tuanya bisa dibilang berlebihan. Bukan berarti dia jadi anak manja banget pas ketemu teman-temannya. Ia tetap bisa diandalkan.

Lindung gadis dengan bobot tubuh yang berlebih, hobi makan. Dari keluarga yang biasa saja, karena ia memiliki banyak saudara. Sosok teman yang bisa menjadi penengah. Kekurangannya dimanapun berada adalah makanan paling utama. Dia yang paling mulus dari dunia patah hati.

Mereka adalah trio All dengan Motto All of One and One of All. Karakter mereka yang ceplas ceplos khas anak Jakarta Betawi. Jika kita melihat keakraban seperti mereka berharap bisa memiliki teman-teman yang berani mengkritik dan menemani disegala hal.

 
segurat bianglala di pantai senggigi

Senggingi Membuat Hati Asri Dilema


Trio All berhasil pergi ke Lombok. Perbekalan mereka hasil tabanas Asri dan kartu kredit Lestari. Sedangkan Lindung hanya cukup sehari saja bekalnya, yang penting gratis ia mau ikut pergi. Di Sengginggi mereka tinggal di cottage milik pamannya. Kebetulan sekali ada dua wisman yang hanya berbeda sedikit umurnya. Salah satu dari wisman tersebut memikat hati Lestari.

Lestari dan Asri sudah memiliki pacar masing-masing di Jakarta. Lestari dengan Tomi yang sudah menjalin hubungan dua tahun. Sedangkan Asri belum lama ini. Asri menemukan dadanya berdesir ketika mereka memilih untuk naik gunung Rinjani gara-gara majikan pamannya berkunjung ke cottage. Pamannya menyewakan cottage tidak diketahui bosnya sehingga ia kewalahan untuk menyimpan penyewanya. Jadilah trio All dan dua bule pergi ke Gunung tanpa ada pengalaman.

Segara cowok asli Sasak Lombok yang membuat jantung Asri berdetak tak karuan pada pandangan pertama. Segara yang disewanya untuk menjadi tour guide sekaligus yang membawa barang-barang berat mereka. Cinta tumbuh di hati kedua insan yang tak bisa diungkapkan.

Kedatangan kekasih Asri dan Lestari yaitu Tomi dan Norman membawa kegalauan dihati mereka. Lestari kalang kabut dan yang paling galau karena dua-duanya telah menyatakan perasaan masing-masing dan diterimanya. Ketidaktegasan Lestari menyebabkan Tomi dan Gustav si bule bersaing. Asri yang memang belum resmi pacaran dengan Segara hanya bisa menahan sikapnya. Akan tetapi bagi Segara cinta itu tidak datang asal saja. Dia tak pernah berpacaran, tapi sakit hati sekali melihat orang yang dikasihinya memiliki kekasih lain dan ternyata suka gonta ganti pacar.

Segara orang yang baik ia membantu Asri mencari ayahnya. Hasil pencarian mereka berhasil. Ayahnya datang bersama seorang gadis yang seumurannnya dan mirip. Pertemuan yang diharapkan akan memberikan ketenangan ternyata terasa asing baginya. Ayahnya berbeda dengan yang di foto lebih gagah dan sangat laki-laki. Akan tetapi sedih rasanya melihat kedekatan ayah dan anak perempuannya. Asri merasa tak perlu untuk berlama-lama bersamanya. Apa benar ini ayahnya atau orang yang mengaku-aku ayahnya, tapi ada anak gadis yang mirip dengannya?
Budaya Lombok dan alamnya

Meski novel ini romance remaja tetap saja bisa diselipkan info-info tentang ciri khas suatu daerah. Mira W dengan apiknya bisa meramu untuk mengajak para pembaca mencintai alam dan budaya daerah. Meski mereka gadis kota yang suka makan pizza, mereka tidak digambarkan jijik atau aneh dengan makanan khas daerah. Hal ini ditonjolkan pada Lindung makanan favoritnya pizza tidak protes harus makan ayam taliwang menggunakan tangan. Akhirnya bisa menerima makan nasi dengan ikan asin di pendakian asal lapar apapun mengenyangkan.

Penggambaran rumah adat Lombok, kebiasaan orang tua Sasak yang suka menginang. Mata pencaharian orang Lombok. Pendeskripsian alam Mataram yang masih asri, banyak sawah dan penggunaan cidomo-dokar yang menggunakan roda ban sehingga tak ada polusi udara seperti Jakarta. Pantai Senggigi dengan cottage atau losmen berbentuk tradisional tapi dalamnya bukan biasa saja. Atau Gili Air dan Gili Terawangan yang memiliki kegiatan seni untuk bisa dinikmati para wisatawan. Saran untuk yang memiliki cottage atau losmen agar diatur rapi dan memiliki panggung hiburan musik daerah kata Asri.

Perjalanan menuju Gunung Rinjani dari Senggigi ke Senaru, desa utama untuk menuju pendakian.

Novel ini ditulis ketika saya belum lahir tahun sembilan puluhan. Kota Mataram yang dulu sudah berbeda sekali dengan sekarang. Dulu masih menggunakan bandara Selaparang(di kota Mataram) sekarang berubah menjadi Bandara Internasional Lombok(BIL) yang terletak di Praya Lombok Tengah. Dulu dengan harga bus seratus ribus dari Surabaya ke Mataram cukup untuk tiga orang sekarang hampir satu juta lebih. Cidomo masih ada, penyewaan sepeda adanya di Gili, kalau di Lomboknya sudah jarang sekali. Adanya kendaraan online dan taksi. Pantai Senggigi masih ramai pengunjung di sore hari.

Berkisah adalah salah satu cara untuk mewarisi sebuah budaya maka sisipkanlah budaya masing-masing agar masih dilestarikan dan dijaga.

Segurat Bianglala di Pantai Sengginggi karya Mira W. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Tahun : 2001, 312 hlm, ISBN 979-655-227-2

Related Posts

15 comments

  1. Cerita cintanya greget sekali ya? Banyak kejutan dan kegalauan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget...
      Ngeselin banget Asri sama Lestari.
      Tapi obrolan mereka ini kocak.

      Delete
  2. Mira W emang jagonya kalau bikin novel tema romansa. Aku jadi penasaran apa yang terjadi selanjutnya dengan kisah cinta Asri dan Lestari? Kayaknya kudu nyari bukunya nie wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku baca ebooknya sih kak hehehe
      di Gramedia digital

      Delete
  3. "Novel ini ditulis ketika saya belum lahir tahun sembilan puluhan".
    Mbaa Nov, hihi jadi berasa tua akutu. Emang Mira W mah hits dijamannya yah. Daripada baca teenlit sekarang yang lebih banyak menye-menyenya. Wew jadi kangen Lombok nih. Kemaren juga baru baca buku tentang Rinjani.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwkkwkw
      iya, gimana waktu itu akunya belum lahir hihi
      Rinjani aja belum aku samperin hehe

      Delete
  4. Baca ini jaid nostalgia. Dulu aku juga suka baca karya2nya Mira W. Kalau ke perpus pasti baca karya dia. Time flies ya.. karyanya nggak tergerus waktu. Pembawaan bahasa dan alurnya masih cucok dibaca skg.

    ReplyDelete
  5. Ini ternyata karya Mira W ya. Dari sinopsinya bikin penasaran kisahnya

    ReplyDelete
  6. Jadi pengen ke lombok. Ini memang ceritanya gantung gini atau ada kelanjutanya mbak? Jadi penasaran nasib kisah cinta si bad girl 😅😂

    ReplyDelete
  7. Ini buku Mira W yang terbaru kah mbak? Suka banget karya beliau

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan kak, kan jaman aku belum lahir tahun 90'an hehe

      Delete
  8. Aku belum baca nih mba, jadi peansaran juga baca karya Mira W, kebetulan aku la ngganan gramedia digital. Makasih rekomendasinya mba

    ReplyDelete
  9. membaca kisah ini mengingatkan saya dengan Lombok, kangen dengan pantai, matahari sorenya dan semuanya tentang pantainya, indah sekali, sayangnya saya belum membaca buku ini

    ReplyDelete
  10. Saya lom pernah ke lombok tapi pernah kenal dg sekeluarga orang sana, entah suku apa. Mereka baik dan ramah

    ReplyDelete

Post a Comment