Belajar Gaya Hidup Zero Waste dari Mama

Post a Comment
Daftar Isi [Tampil]
gaya hidup zero waste
Zero waste atau minim sampah kalau bisa sampai bebas sampah. Cara hidup yang berusaha untuk mengurangi sampah dalam aktivitas hidupnya. Zero waste yang sedang digalakan pada kehidupan manusia terutama di perkotaan. Karena kehidupan kota yang banyak sekali menggunakan sampah dalam kesehariannya. Contohnya dalam sekali makan dengan pesan antar, sudah ada sampah plastik, tempat makan, sendok plastik belum lagi wadah minumannya.

Sehari tiga kali makan dan semuanya lewat pesan antar, sudah berapakah jumlah sampah yang dihasilkan? Ini kalau tinggal sendirian, bagaimana yang tinggal bersama keluarga? Hitung sendiri dalam sehari sudah berapa sampah yang dihasilkan. Kegiatan ini pernah saya lakukan waktu tinggal di kosan.

Sampah tidak hanya dihasilkan dari kegiatan makan saja. Masih banyak sampah-sampah lain yang menumpuk di bumi ini. Ada dari kain, barang-barang elektronik, barang rumah tangga dan lain sebagainya.

Konsep Memiliki Barang


Ternyata konsep minim sampah sudah diajarkan dari mama saya. Mama saya bukan orang pendidikan, tidak paham dengan konsep seperti ini. Mama hanya tahunya bagaimana memanfaatkan keuangan yang ada agar semua anak-anaknya terpenuhi fasilitas hidupnya.

Meskipun didikan mama seperti itu, tapi setiap anak belum tentu akan menerima keadaan yang serba apa adanya. Entah bagaimana caranya selain menerapkan konsep minim sampah, juga menerapkan bersyukur dengan apa yang ada. Bersyukur mendapatkan sesuatu karena manfaat dari barang tersebut. Bukan dilihat dari sudut pandang lainnya.

Jadi ada dua konsep satu memiliki barang atau sesuatu karena manfaat dan mengendalikan keinginan yang tidak disanggupi oleh kemampuan diri. Begitulah konsep yang saya pahami sampai sekarang. Dan saya pun baru mengetahuinya setelah tinggal sendirian dan tambahanpengetahuan yang didapatkan.

Zero Waste yang Dilakukan Mama

  • Memanfaatkan Baju Warisan dari Saudara

Anak-anak mama yang banyak kadang membuat orangtua kewalahan untuk membelikan semuanya baju baru. Maka saudara lain yang suka membeli baju baru akan mewariskan ke mama. Maka mama akan memilih pakaian yang cocok untuk anak-anaknya. Biasanya baju lebaran kami tidak harus baru.

Beli baju baru itu bisa dihitung berapa kali selama saya tinggal bersama orangtua. Sampai sekarang pun tidak memaksakan harus beli baju. Kami akan beli baju baru pada seragam sekolah. Karena diwajibkan dari sekolah kan. Bagaimana pun harus dibeli.

Konsep ini pun saya lakukan sampai sekarang. Berat untuk membeli baju baru hihi. Kadang suka mengambil baju yang ada di rumah warisan saudara atau saya dikasih oleh teman. Daripada diam di lemari teman saya kan hehe. Beli baju itu menyesuaikan kebutuhan saja, bukan karena keinginan.

  • Menghabiskan Makanan

Tidak ada makanan yang dibuang sia-sia. Kalau pun sisa bisa diberikan pada ayam. Mama pun mengajarkan untuk selalu menghabiskan makanan yang disajikan. Meskipun makanan itu tidak enak, asal tidak basi dan haram, harus dihabiskan kalau sudah dimakan.

Kami pun sering makan yang dihangatkan. Kadang saya menunggu masakan yang dihangatkan berkali-kali. Misalnya sayur nangka atau oseng kulit mlinjo. Rasanya enak kalau dihangatkan sering. Meski ini tidak sehat katanya hehe. Makanya biar tidak dihangatkan harus dihabiskan.

  • Membeli Sepeda Bekas

Setelah lulus sekolah dasar, kami semua akan melanjutkan sekolah yang mengharuskan pakai sepeda. Jangan berharap motor, ya hehehe. Sepeda yang dibelikan bukan yang baru. Bekas orang lain. Membelinya pun tidak asal-asalan. Orangtua saya akan mensurvei dulu sepeda dari tetangga atau orang yang dikenalnya kalau saja mau menjual sepedanya.

Meski bekas tapi sepedanya masih bagus untuk dikendarai. Suka beruntung saja dapat kondisi sepeda kalau sudah waktunya membeli sepeda. Jadi setiap anak akan mendapatkan sepeda baru (bekas) yang tidak akan menjadi perdebatan kalau mau berpergian.

  • Barang Rusak Perbaiki

Sebelum barang rusak parah dan selagi masih bisa diperbaiki, ya perbaikilah. Makanya sebelum masuk sekolah di waktu libur, semua sepeda akan diperiksa apakah ada kerusakan atau tidak. Jadi kalau masuk sekolah tidak kerepotan karena sepeda rusak.

Peralatan dapur pun seperti itu. Kalau ada panci yang bocor kecil segera ditambal. Kalau besar segera diganti pantatnya. Sandal jepit patah talinya maka sudah disiapkan stok tali. Maka baru lagi deh sandalnya. Sandalnya ada yang rusak parah salah satunya maka digabung dengan pasangan sandal lain meski tidak satu warna. Yang penting tipenya sama. Kan bisa digunakan kalau di rumah saja hehe

Begitulah sedikit ilmu yang saya pelajari dari zero waste mama. Rasa syukur terhadap keadaan, memenuhi fasilitas hidup karena kebutuhan bukan keinginan, memiliki sesuatu karena value dari barang tersebut. Terima kasih mama semoga sehat selalu dan terus menerapkan rasa syukur dalam diri ini.

Terima kasih sudah berkunjung.

Related Posts

Post a Comment